Timnas Indonesia di AFF 2010 sangat, sangat menjanjikan. It's first time gue nonton Timnas tanpa ngegoblok-goblokin. Tanpa perlu ada sumpah serapah. Tanpa perlu berantem ma bini gara-gara ngomong gak pantes depan bocah. Nonton Timnas kemarin, ibarat memuaskan dahaga, setelah sekian lama menanti permainan Timnas yang apik dan enak di tonton. Apalagi dengan keberanian pelatih "Opa" Riedl untuk memainkan pemain muda. Itu yang paling gue acungin jempol deh. Pemain-pemain kaya Arif Suyono, Ahmad Bustomi, Johan Juansyah, Oktovianus Maniani, Irfan Bachdim, Yongky Aribowo memberi warna dan arti masing-masing dalam tubuh Timnas, tanpa mengesampingkan pengalaman pemain-pemain senior dan yang menjadi cadangan.
Masalah yang kemudian muncul adalah kisruh antara PSSI dan LPI. Seperti kita tau, bahwasanya LPI (Liga Primer Indonesia) muncul ke permukaan sebagai (kalau kata saya) alternatif sajian sepakbola di negri kita tercinta. Tapi karena LPI muncul (dalam pandangan oknum PSSI) tanpa matur nuwun atawa permisi dulu ke PSSI, maka LPI pun dianggap hanya hajatan Sepakbola sekelas 17 Agustusan karena gag dianggap keberadaannya. Pastinya ini menuai pro dan kontra dari seluruh lapisan masyarakat. Ada yang mau berubah dengan melakukan revolusi menyeluruh dalam seluruh struktur dan tatanan organisasi persepakbolaan di Indonesia macam LPI, kok malah ditentang habis-habisan ????
Ada yang ngomong gini lah, ada yang ngomong gitulah. Dengan berbagai argumen masing-masing. Salah satu yang paling banyak diomongin ya, tentu saja desakan agar Ketum PSSI yang dia-namanya-tidak-boleh-disebut untuk mundur dari jabatannya. Bahkan melihat hasil poling yang diadakan Kompas, gap antara yg setuju ama gag kl dia mundur sudah sedemikian besar.
Efeknya apa ? Tentu saja ke pemain-pemain muda berbakat yang akan membela Timnas yang kena getahnya. Karena wacana yang paling menonjol adalah, pemain-pemain sepakbola yang membela Tim yang ikut di LPI bukan yang ISL (kompetisi buatan PSSI) berarti tidak boleh ikut Timnas, disebabkan LPI tidak diakui PSSI dan pastinya tidak diakui oleh FIFA sebagai badan sepakbola dunia.
Opa Riedl aza, yang setahu gue orangnya tegas, ampe ngejilat ludah sendiri gara-gara ini. Awalnya dia bilang akan tetap memanggil pemain yang ikut LPI. Tapi kemudian dia ternyata menarik ucapannya dengan dalih aturan.
Gue sebagai pecinta Timnas (dengan segala kekurangannya) asli jadi sedih mikirin. Opa yang awalnya gue yakin bakalan membawa perubahan dalam tubuh Timnas tanpa ada intervensi dari pihak lain, ternyata akhirnya mengalah juga atas nama Aturan. Aturan yang bahkan sebenarnya bisa di"perlunak" jika saja tidak ada arogansi dari pihak PSSI (baca : Nurdin Khalik). Seandainya pihak PSSI mau sedikit saja memberi kelonggaran kepada LPI, tak terbayangkan, betapa kayanya kita akan pemain-pemain yang pastinya bakalan memberi arti lebih bagi Timnas Indonesia. Betapa Opa atau siapapun yang akan melatih Timnas di kemudian hari, akan memiliki puluhan, bahkan ratusan calon pemain yang bisa mengangkat harkat dan martabat Rakyat Indonesia yang begitu haus akan prestasi Timnas.
Gue cuman 1 dari sekitar 250 juta rakyat Indonesia yang gue yakin cinta Timnas. Tapi gue juga respect ma LPI yang notabene tidak menggunakan APBD. Thinks men, berapa duit rakyat yang bisa dihemat sebenarnya. Soale juga dah ketahuan kalo Tim-tim yang ikut di ISL kan menggunakan APBD wat kelangsungan hidup mereka. Yang semestinya bisa di hemat untuk pos-pos yang lebih penting (yang lebih berhubungan langsung ma kesejahteraan masyarakat.).
It's okelah, kita gag usah mikir kalo IPL itu dibuat tuk nandingin ISL, soale kesannya harus ada yang berhenti bergulir. Kita pikir aza kalo dua-duanya bisa berjalan dengan mengatasnamakan prinsip sportivitas yang tinggi dan bertujuan untuk memajukan sepakbola Nasional ... Banyak yang bisa kita ambil dari keduanya.
Dari semuanya, satu yang pengen gue sampein. Gue gag ngerti tentang segala tetek bengek aturan politis dari FIFA ataupun PSSI. Yang gue tahu, gue cuman pengen liat Timnas kita berjaya lagi. Minimal di Asia Tenggara. Dan gue pikir, itu juga gag muluk-muluk.
VIVA TIMNAS INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar