...sebelumnya tidak ada apa-apa. Tidak ada pertanda yang gue peroleh. Dan memang seminggu belakangan, beliau tidak mengeluhkan apapun tentang kondisi fisiknya. Ya, seminggu yang sangat singkat kurasa, setelah 5 tahun tak berjumpa dengannya. Seminggu yang bahkan tak bisa memberi kesan apa-apa kecuali detik-detik beliau dijemput oleh Sang Khalik. Detik-detik yang tertanam kuat di memori, saat-saat yang selalu flashback mengiang di pikiran.
Beliau, bukan siapa-siapa barangkali untuk banyak orang. Karena beliau pun bukan orang yang selalu sibuk bersosialisasi.Saya selalu menjulukinya "ordinary pap". Karena memang, seperti yang kubilang tadi, beliau selalu menjadi orang yang selalu menikmati kesederhanaannya, kesahajaannya yang tercermin dalam setiap prilaku. Beliau termasuk orang tua yang "keras" dalam mendidik.Dan tanpa ku pungkiri, kadang membuat gue berpikir kalau gue bukan anak kandungnya. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya dapat ku petik hikmah. Bahwasanya, semua perlakuannya, hanyalah perlakuan seorang ayah yang mempersiapkan putra dan putrinya untuk bersiap menghadapi dunia. Bersiap menghadapi semua tantangan dalam perjalanan yang kelak kami lalui dalam kapasitas kami sebagai seorang manusia, yang kelak juga akan menjadi orang tua untuk anak-anak kami.
Beliau bukan orang tua yang memanjakan kami dengan materi yang berlimpah walau dia bisa. Bukan tipe orang tua yang langsung memberikan apa yang kami minta ketika kami mulai merengek dan menangis. Beliau selalu memberikan apa yang kami minta, sesuai dengan kapasitas dan usaha kami. Dalam artian, dia lebih senang memberikan kami kail, daripada langsung ikannya. Satu hal yang gue syukuri sampai saat ini.
Kalaupun ada hal yg bisa kusesali dengan kepergian beliau, mungkin, hanyalah karena dia belum melihat sama sekali cucu-cucunya yang cantik dan menggemaskan. Namun, gue yakin satu hal pasti. Segala sesuatu telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Kita sebagai manusia hanya bisa mengambil hikmah dari setiap tawa dan sedih yang menghiasi setiap relung kehidupan kita.
Bye Pa, selamat tinggal Ayahandaku, selamat tinggal kakek dari anak-anakku. Semoga semua amal ibadahmu diterima disisi-Nya. Aku anakmu, Insyaallah akan slalu mendoakan dalam setiap simpuh dan sujudku kepada Sang Raja Manusia.
Amin...Amin..Ya Rabbal Alamin.
Kalaupun ada hal yg bisa kusesali dengan kepergian beliau, mungkin, hanyalah karena dia belum melihat sama sekali cucu-cucunya yang cantik dan menggemaskan. Namun, gue yakin satu hal pasti. Segala sesuatu telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Kita sebagai manusia hanya bisa mengambil hikmah dari setiap tawa dan sedih yang menghiasi setiap relung kehidupan kita.
Bye Pa, selamat tinggal Ayahandaku, selamat tinggal kakek dari anak-anakku. Semoga semua amal ibadahmu diterima disisi-Nya. Aku anakmu, Insyaallah akan slalu mendoakan dalam setiap simpuh dan sujudku kepada Sang Raja Manusia.
Amin...Amin..Ya Rabbal Alamin.
IN MEMMORIAM
I LOVE U MOM,I LOVE U PAP